SELAMAT JALAN SANG LEGENDA PEMILU

Dua kali sudah Bangsa Indonesia kehilangan tokoh muda kepemiluan. Pejuang demokrasi yang mengabdikan hidupnya untuk bangsa dan negara demi tegaknya pemilu yang jujur dan adil itu kini telah pergi meninggalkan kita semua. Sumbangsih dan pengorbanan kedua tokoh tersebut untuk terlaksananya pemilu yang bermartabat di Indonesia sudah melegenda di hati rakyat terutama para penyelenggara pemilu. Maka dari itu sudah sepatutnya dua orang tokoh muda ini disebut sebagai Sang Legenda Pemilu di Indonesia. Banyak pelajaran dan ilmu yang diwariskan Sang Legenda untuk kemajuan pemilu dan perjalanan demokrasi di Indonesia.

 

Tokoh muda pertama yaitu Husni Kamil Manik, ketua Komisi Pemiluhan Umum (KPU) Republik Indonesia periode 2012-2017. Sang Legenda meninggal tahun 2016 dalam usia 41 tahun saat masih mengemban tugas sebagai Ketua KPU  RI. Setelah lebih kurang 9 tahun  mengemban tugas sebagai anggota KPU Provinsi Sumatera Barat, Husni (panggilan akrab Sang Legenda) melanjutkan tugas kepemiluan sebagai Ketua KPU Republik Indonesia selama lebih kurang 4 tahun sebelum ajal menjemputnya.

Selama kepemimpinan Husni bersama 6 komisioner lainnya, KPU melahirkan sejumlah inovasi dalam pelaksanaan pesta demokrasi di Indonesia. Husni dan kawan-kawan mampu mencetuskan Sistem Informasi Daftar Pemilih (Sidalih), Sistem Informasi Perhitungan Suara (Situng) dan Sistem Informasi Logistik (Silog) dalam usaha mengefektifkan pelaksanaan pekerjaan pemilu dan lebih mengefisienkan waktu dan anggaran pelaksanaan pemilu. Ketiga sistem itu sangat bermanfaat dalam menciptakan penyelenggaraan pemilu berintegritas, transparan dan akuntabel.

Sampai saat ini KPU berupaya lebih banyak mengembangkan sistem informasi kepemiluan yang lainnya seperti; Sistem Informasi Partai Politik (Sipol), Sistem Informasi Daerah Pemilihan (Sidapil), Sistem Informasi Partai Politik (Sipol), Sistem Informasi Pencalonan (Silon), Sistem Informasi Dana Kampanye (Sidakam),  Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap), dan sistem-sistem lainnya untuk pelaksanaan pemilu. Keseluruhan sistem tersebut sangat membantu penyelenggara pemilu, masyarakat, dan peserta pemilu dalam mendapatkan informasi yang lebih cepat, tepat dengan tingkat akuntabilitas yang tinggi.

Sebagai seorang tokoh muda Husni bersama 6 komisioner lainnya memimpin KPU dengan gagasan-gagasan yang visioner dalam bekerja dan membuat keputusan. Mereka mampu membangun kepercayaan publik terhadap pemilu dan penyelengara pemilu dalam memperbaiki kualitas pemilu di Indonesia. Pada masa kepemimpinan Husni bersama 6 komisioner lainnya serta jajaran kesekretariatan KPU juga mamapu meningkatkan kesejahteraan penyelenggara pemilu dengan memperjuangkan kenaikan tunjangan kinerja (tukin) bagi PNS KPU dan peningkatan uang kehormatan (UK) bagi Komisioner mulai dari pusat sampai daerah.

Tokoh muda kedua yaitu Viryan Aziz, Komisioner KPU Republik Indonesia periode 2017-2022 yang meninggal pada tanggal 21 Mei 2022 dalam usia 46 tahun. Sang Legenda menekuni kepemiluan sebagai penyelenggara pemilu selama kurun waktu 19 tahun, mulai dari Komisioner  KPU Kota Pontianak, Komisioner KPU Kalimantan Barat dan Komisioner KPU Republik Indonesia sebelum ajal datang menjemput. Viryan (panggilan akrab Sang Legenda) dikenal sebagai anggota KPU yang gigih, pekerja keras, dan bekerja hingga tuntas oleh rekan-rekan kerjanya dan penyelenggara pemilu di daerah.

Viryan bersama 6 komisioner lain juga banyak melakukan inovasi dalam pelaksanaan pemilu di Indonesia. Salah satu inovasi yang masih digeluti dengan serius oleh penyelenggara pemilu di provinsi dan kabupaten/kota adalah dicetuskannya ide untuk melakukan pemutakhiran data pemilih melalui Data Pemilih Berkelanjutan (DPB). Kegiatan ini benar-benar sangat bermanfaat untuk pelaksanaan pemilu, dimana data pemilih tidak berhenti sampai pemilu 2019 dan pemilihan serentak tahun 2020. Data pemilih di seluruh Indonesia semakin akurat dari minggu ke minggu dan dari bulan ke bulan. Keakuratan data ini tidak hanya bermanfaat oleh KPU sebagai penyelenggara pemilu tetapi juga bermanfaat oleh partai politik sebagai peserta pemilu dan stakeholder.

Baru satu bulan Viryan meninggalkan rumah pengabdian utamanya (Kantor KPU RI) di jalan Imam Bonjol-Jakarta Pusat sebelum ajal menjemput. Banyak pelajaran dan ilmu yang diwariskan Viryan kepada anak bangsa terutama para penyelenggara pemilu. Ini dibuktikan dengan kehadirannya menghiasi media sosial, YouTube, Instagram, Facebook dan Group WhatsApp yang isinya dalam bentuk diskusi dan tutorial untuk berbagi ilmu tentang kepemiluan. Do’a dan air mata duka dari seluruh pelosok tanah air mengiringi kepergian Sang Legenda Pemilu menghadap Sang Pencipta.

 

Kita semua sama-sama belajar”. Itulah pesan terakhir yang disampaikan Sang Legenda kepada penulis, saat penulis menyampaikan ucapan selamat dan kagum kepada Sang Legenda atas peluncuran buku  Asal-Usul Manejemen Pemilu Indonesia. Saat itu penulis juga menyampaikan bahwasanya penulis juga sudah mengirimkan buku Jalan Panjang Demokrasi (karya penulis sendiri) kepada Sang Legenda.   

 

Buku Asal-Usul Manajemen Pemilu Indonesia yang ditulis Viryan Aziz mengandung makna dan analisa yang sangat dalam bagi pembaca, terutama bagi penyelenggara pemilu dan orang-orang yang mencintai demokrasi. Penggalian yang sangat dalam yang dilakukan oleh Viryan terhadap naskah-naskah lama tentang sejarah pemilu dan dokumen - dokumen tentang hukum yang mengatur kepemiluan diolah dan dirangkumnya dengan apik sehingga memiliki daya tarik tersendiri bagi orang yang membaca. Rasa penasaran banyak orang tentang Buku Asal-Usul Manajemen Pemilu Indonesia terlihat pada acara bedah buku yang diadakan Viryan beberapa waktu yang lalu. Banyak peserta yang hadir melalui vertual dan canel You Tube untuk menyaksikan acara bedah buku, terutama para penyelenggara pemilu di daerah. Kehadiran orang-orang  hebat seperti ;  Prof. Anhar Gonggong, Prof. Valina Singka Subekti, Hasyim Asy’ari, Ph.D dan Kevin Evans pada acara bedah buku Asal-Usul Manajemen Pemilu Indonesia membuat antusias tersendiri untuk memiliki buku karya salah seorang pejuang demokrasi tersebut.

 

Kini Sang Legenda sudah pergi untuk selamanya, namun ilmu-ilmu yang diwariskan serta ide-ide yang sudah dicetuskan tentang pemilu dan demokrasi akan selalu bermanfaat bagi banyak orang. Selamat jalan sang legenda pemilu, selamat jalan pejuang demokrasi, karya dan ide-ide cemerlangmu akan selalu menghiasi perjalanan panjang pemilu di Indonesia.  YASRUL | Komisioner KPU Kota Bukittinggi

Artikel dipublikasikan pada Harian Koran Padang, 28 Mei 2022

Bagikan:

facebook twitter whatapps

Dilihat 992 Kali.